Breaking News

Masyarakat Korban Dampak Kleim Tanah kepala kampung Darumbab, Atas Pemilik Tanah Ananias Awom, berujung langkah BBM di Kabare



PAPUA BARAT, Berita-Indonesia.id - Ribuan Masyarakat Korban : Dampak Kleim Tanah Kepala Kampung Darumbab kepada pemilik Tanah Ananias Awom, Mengakibatkan BBM Langkah di Se-Distrik Waigeo utara.

Peristiwa yang baru saja terjadi di publik, sedang diunggah oleh Media maupun bincangkan masyarakat terkait BBM langkah di Distrik Waigeo utara. Melalui penjelasan jamalia tafalas kepada Wartawan saat jumpa di kediaman beralamat di Perumahan Moko pada hari kamis pukul 22 lewat WIT. Waisai jumat 10/12/2021.

Dikatakan "kronologis daripada SPBU ini tidak semata- mata langsung berdiri namun pengurusan itu memang kami menyeselesaikan secara administrasi Rapat bersama dengan 6 kepala kampung yang berada Distrik setempat. Olehnya itu Maka Pemerintah Distrikpun menanggapi dengan Baik.

Selanjutnya maka saya berkoordinasi langsung dengan Kepala kampung Darumbab yang dipercayakan disana. saat itu juga dia mengantarkan saya untuk tunjuk salah satu tempat, tetapi tempat tersebut tidak memenuhi syarat. Namun ada petunjuk lain daripada beliau yaitu tempat yang berada di kampung kabare itulah yang dipakai. Untuk itu saya kembali Koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Daerah bahwa tempat yang layak dipakai adalah kampung kabare Distrik Waigeo Utara, Bupati Raja Ampat pun mengeluarkan Rekomendasi tempat tersebut.(Jelas lia) 

Menurutnya" Dapat diketahui bersama bahwa sebelum berdiri pembangunan SPBU, kami melakukan rapat bersama melalui 6 kampung di sekitar Distrik.Dan Lokasi tersebut diserahkan langsung petuanan adat terhadap kami. Usai dari Rapat tersebut kami langsung menuju Lokasi . 
Berdalih pada mufakat rapat bersama oleh 6 kepala kampung dan masyarakat bahwa tempat Pembangunan SPBU berada pada lapangan Meteor.

Menyebutkan,maka penyerahan untuk ukuran tanah SPBU panjang, lebar 30 × 30 meter persegi.untuk tingkat pengukuran Tempat dapat dihadiri 6 kepala kampung bersama dengan Aparat, Sekretaris, bamuskam yang ada ditempat menjadi saksi. 

saat itu kepala kampung kabare tidak ada di tempat karena ada kesibukannya tertentu, Namun beliau percayakan untuk enam kepala kampung dan aparat untuk dampingi untuk selesaikan Dokumen sebagai syarat, kami bersama. (Ujar jamalia) 

Pada akhirnya kami melaporkan hasil Rapat dan persetujuan tempat,Maka dari pihak Pertamina survei tempat dan nyatakan sah siap dipakai,untuk ijin membangun selama empat bulan oleh Pertamina. adapun juga ada keberatan sedikit dari saya mengenai Proses menyelesaikan administrasi dan hak hak lain, tetapi dengan tegas kepala kampung Darumbab dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada keberatan lagi, sebab tempat tersebut sudah diputuskan berdasarkan hasil Rapat 6 Kampung. (Menurut Jamalia) 
Dikatakannya Pada saat Prosesi pelepasan adat bersama, saat itu juga kepala kampung Darumbab sendiri,potong ayam.(tegasnya) 

Berjalan waktu SPBU dioperasikan, dikelola dan digunakan untuk pelayanan kepada masyarakat di kampung.Dalam sepanjang kami melakukan Pelayanan kepada masyarakat, lalu pada akhirnya saya berpikir bahwa tanah tersebut adalah tanah adat,saya mengajukan administrasi tersebut. Kepada kepala kampung yang menyatakan diri sendiri adalah petuanan. 
tetapi bapak dari kepala kampung Darambab mengatakan yakni saya punya keluarga banyak, saya harus bicara dengan keluarga dulu.

"maka kesempatan itu saya berikan waktu untuk koordinasi dengan keluarga yang ada.Lalu saya kembali untuk menyelesaikan Proses Administrasi yang lain.  
Lanjut Berjalan waktu proses ini diketahui kepala Kampung kabare maka saya dihubungi melalui via telephone, dia mengatakan bahwa ibu jamalia Semua tanah yang ada di kabare sudah ada pemilikannya. 
 Kata kepala kampung kabare, bu hubungi saja orang yang memiliki Tanah itu saja.jadi ibu kembali ke kabare untuk berurusan langsung dengan pemilik tanah yang memiliki Sertifikat. ( Kata jamalia tafalas, SE). Maka puji Tuhan tidak ada keberatan dari pemilik Tanah yaitu bapa Ananias Awom dan bapa sendiri mengatakan bahwa usaha ini untuk pelayanan kepada masyarakat maka beliau sendiri serahkan tempat ke SPBU itu dibangun. 

Melalui persetujuan dari 'bapa Ananias Awom ' maka bapa ikut saya untuk balik nama dan tetap pelayanan berjalan baik.didepan SPBU kami juga sudah pasang Plan, dengan tulisan " Tanah ini milik SPBU" dan itu pun Pembangunan SPBU berjalan tidak ada seorangpun, yang keberatan dan mengritik terhadap pembangunan yang sedang berjalan pada saat itu.
 Maka proses pembangunan selesai maka dari Patraniga Pertamina atas kelayakan Operasi, lalu ada perintah berikutnya untuk mengoperasi jual beli lalu saya balik ke sorong untuk transaksi proses jual beli,persiapan lagi untuk suplay ke kabare saat itu.(Ungkapanya) 

Namun saat itu saya berangkat ada urusan di sorong terkait BBM.pada tanggal 28 Oktober Kepala kampung Darumbab lakukan pemalangan tempat,padahal minyak dalam perjalanan dengan muatan kapal saat itu, sampai dikabare BBM tidak bisa turun ditempat kampung kabare, pada akhirnya saya balik dengan minyak,BBM semua ke sorong. 

Kemudian masalah ini terjadi dapat diketahui bahwa yang mempersoalkan masalah ini adalah kepala kampung Darumbab kampung yang diluar kampung kabare, dan tidak memiliki indetitas Hukum dan tidak punya hak ditanah itu.di wilayah tersebut. 
Lalu melihat situasi dan kondisi yang terjadi saya berupaya untuk kami mediasi bersama dengan kepala kampung barumbab yang kleim tanah Ananias Awom, pada saat itu.(Ujar lia) 

Pada saat mediasi saya memberikan keterangan ulang lagi kepada beliau bahwa proses adat bapa sendiri yang melakukan, bapa yang mengatakan bahwa tempat Ini tidak ada masalah,tidak ada keberatan lagi, sebab tempat tersebut sudah diputuskan berdasarkan hasil Rapat 6 kampung dan sah berdasarkan Hukum adat, dan secara administrasi pelepasan adat itu juga sah. Waktu itu saya mulai menyatakan itu beliau langsung keluar Ruang tersebut . (Punkas jamalia tafalas, SE) 

Ditambahkan lagi tempat yang sama wartawan temui jamalia tafalas,SE di perumahan Moko: bapa Ananias Awom membenarkan semua penjelasan jamalia tafalas ,bapa Awom mengatakan kepada wartawan,bahwa saya punya tanah itu saya serahkan kepada Anak jamalia tafalas untuk membangun SPBU, saya punya tanah itu ada Sertifikat.

saya punya maksud supaya kami yang hidup disitu jangan kami lari ke waisai ,sorong lagi, apalagi ombak,angin lagi. Baru anak saya juga jual minyak di kampung harga minyak murah sekali, mungkin di waisai jual 10 ribu anak saya jual harga 7.500 rupiah saja dikampung.(ujar pemilik Tanah) . Tutup. 

Waisai Raja Ampat Propinsi Papua Barat


Reporter: ( Niko Umpain )

Editor: Red

Iklan Disini

Type and hit Enter to search

Close