Breaking News

Dirgahayu Republik Indonesia ke 77 Catatan : Rohmat Selamat, SH, M.Kn



BOGOR, Berita-Indonesia.id - Dunia ini bukanlah sesuatu yang hanya dilihat atau dikenal melalui konsep demi konsep, melainkan sesuatu yang harus dibangun dan dibangun kembali dengan kerja yang tak putus-putusnya. Di tengah situasi berbangsa dan bernegara saat ini, perlu dibarengi dengan komitmen untuk bersama-sama membangun bangsa ini ke depan. Selasa (16/08/2022).

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya, jasa pendiri bangsa, dan jasa para leluhur yang telah meletakkan dasar-dasar kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Namun dalam perjalanan bangsa ini, hingga saat sekarang ini, terbetik pertanyaan dalam diri, sudahkah kita menghargai perjuangan para pendahulu kita?.

Mengenang kembali perjuangan para leluhur pendiri bangsa, agar terbangun sikap memiliki dan bertanggung jawab atas bangsa ini. Terpatri jiwa nasionalisme, cinta tanah air, tidak mudah terprovokasi dan tidak mudah diadu domba

Dalam usia Indonesia dari era kerajaan hingga ratusan tahun bangsa ini dijajah oleh kaum pedagang dari berbagai belahan dunia hingga Belanda yang menjajah dan membelokan sejarah bangsa di Nusantara hingga detik-detik dikumandangkannya kemerdekaan Indonesia, hendaknya menjadi momentum untuk membangun kesadaran nasionalisme, agar dapat mengisi kemerdekaan sesuai cita-cita luhur para leluhur bangsa dan pendiri bangsa Indonesia dalam membangun kesatuan dan persatuan serta tidak tergoyahkan oleh paham manapun.

Sebagai bangsa yang besar kita sangat beruntung karena rakyat Indonesia dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas hingga pulau Rotte sampai hari ini masih tetap teguh menjunjung kesatuan dan persatuan dengan lintas suku, lintas agama dan lintas kebudayaan dalam situasi apapun yang terjadi di NKRI ini secara baik, benar, bermartabat, beretika dan bermoral, agar kita tidak mudah dipecah belah oleh bangsa-bangsa yang ingin menguasai kekayaan bumi Nusantara dengan cara apapun juga.

Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang sangat dikenal dengan berbagai adat ketimuran nya, sejak bernama Nusantara. Bangsa yang terkenal dengan kerendahan hatinya serta memiliki budi pekerti yang luhur telah menjadi branding Nusantara sejak abad para raja-raja Nusantara yang telah terkenal sejak dulu hingga kini, baik sejak tatanan kerajaan Hindu, Budha, hingga kerajaan Islam Nusantara yang merangsek masuk ke pulau Jawa dan ke pulau-pulau lainnya.

Sejak zaman tersebut hingga kini fakta di lapangan telah membuktikan kehalusan budi pekerti para pendahulu leluhur Nusantara bahkan saat itu belum dikenal istilah toleransi tetapi ruh nya telah berjalan dan tertanam dalam asimilasi dan kulturasi dalam menyikapi budaya, baik budaya baru dengan budaya lama yang harus tetap dapat sejalan.

Budi pekerti yang diwariskan oleh para leluhur Nusantara secara turun temurun itu berada pada puncaknya saat bangsa Nusantara menata diri untuk melepaskan dari lingkungan dan tekanan bangsa penjajah,”

Kekayaan Budi pekerti yang telah diwariskan secara turun temurun itu melahirkan satu bangsa yang kuat dan berbudi luhur dalam merepresentasikan sikap dan keteguhan bangsa Indonesia walaupun untuk menjadi bangsa yang besar diperlukan falsapah dan idiologi yang kuat dan berbudi pekerti yang luhur.

Pada masa sebelum dikumandangkan nya kemerdekaan Indonesia, lewat satu kelompok yang bernama PPKI ada tiga anak bangsa yang cerdas dan menjadi tokoh bangsa Indonesia hingga kini yaitu ; Ir. Soekarno, M Yamin dan Soepomo terbentuklah lima sila sebagai dasar acuan berbangsa dan bernegara yang hingga detik ini, yaitu PANCASILA.

Pancasila menjadi satu prasasti dan tolok ukur peradaban Bangsa Indonesia yang selalu harus ditanamkan di semua lapisan rakyat Indonesia dimasa kini, masa yang akan datang dan hingga dunia ini berakhir.
Nusantara memiliki kekayaan budaya yang berbudi pekerti luhur serta memiliki nilai-nilai kehidupan yang tinggi dan menjadi dasar berdirinya bangsa Indonesia serta sebagai dasar kemajuan Bangsa ini dimasa-masa yang akan datang.

Merekonstruksi sebuah konstruksi pemikiran dari perjalanan sejarah sebuah bangsa, adalah sesuatu yang sangat menarik dan menantang. Kita akan terprovokasi dengan gagasan-gagasan baru, bagaimana membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik. Kekuatan gagasan,
yang kerapkali sebenarnya sederhana saja sepanjang mengikuti garis logika, membuka pikiran, membuka pintu bagi trouble shooting. Pemecahan masalah, seringkali terjadi dengan cara dan pikiran sederhana.

Ada kalanya sebuah pemikiran tidak terformulasi secara sekaligus dalam satu masa, melainkan terkadang terserak-serak dalam moment-moment yang tidak beraturan dan sering kali, bahkan muncul secara sporadic, tidak terencana. Kembali pada tujuan kita dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, disadari atau tidak, kita telah abai terhadap perjuangan para leluhur pendahulu kita, pendiri Republik ini. Ruh dalam hidup berbangsa dan bernegara nyaris hilang, hanya tinggal sisa-sisa bayangan tanpa makna.

Manakala kita abai dan melupakan sejarah, maka kita akan kehilangan kompas hendak kemana kita menuju. Ini berlaku tidak hanya pada diri kita selaku individu, namun apalagi sebagai bangsa, aspek sejarah dan kesejarahan menjadi sangat penting dan mutlak dibutuhkan dalam mencari sandaran dan pegangan di kala kita merasa telah kehilangan pegangan atau kehilangan orientasi ketika kita menghadapi berbagai masalah yang menyentuh dan mengoyak kesadaran kita sebagai bangsa.

Indonesia, adalah sebuah bangsa dan Negara yang besar yang telah melalui perjalanan sejarah yang sangat panjang, bahkan ribuan tahun yang lalu, eksistensi manusia yang menempati gugusan pulau di antara ( Nusa-antara, Nusantara ) dan benua ( Asia dan Australia ) dan dua Samudera ( Hindia dan Pasifik ), sudah eksis dan telah melahirkan peradaban yang sangat besar. Mari, kita Perkokoh kembali komitmen kebangsaan kita, DIRGAHAYU Republik Indonesia 77


Sumber: Ketua DPC PWRI Bogor

Editor: (Red)

Iklan Disini

Type and hit Enter to search

Close