Breaking News

Kepala Dinas Sosial Mendampingi Anak Korban Pelecehan Seksual di Raja Ampat



RAJA AMPAT, Berita-Indonesia.id - Kepala Dinas Sosial, Marta Sanadi, S.Pd.,M.si menjelaskan kepada jurnalis Berita Indonesia, saat ditemui di ruang kerja, kantor Dinas Sosial. Jumat (04/03/2022) WIT. 

Dirinya mengatakan bahwa," Sebagai Kepala Dinas Sosial, hanya menjalankan Tupoksi untuk melakukan pendampingan bagi korban anak yang ditimpa kekerasan seksual di kota Waisai, Kabupaten Raja Ampat, dan mendampingi anak koorban seksual merupakan tanggung jawab sebagai Kepala Dinas Sosial, melalui bidang Rehabilitasi, Pemulihan Psikologi anak di usia dini, dalam kategori - kategori tertentu," Tutur Marta.

Hal tersebut bertujuan penting yaitu untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan secara fisik dan perkembangan rohani, psikologi mental anak, untuk senantiasa berpikir dari segi positif. Seperti hal yang diungkapkan kepala Dinas Sosial, Marta Sanadi,S.Pd, M.Si, bahwa dalam hal penanganan rehabilitasi pemulihan psikologi anak, memiliki integrasi yang kuat, keduanya melestarikan kejiwaan yang utuh dalam dimensi kerohanian, persoalan yang dihadapi psikologis manusia, agama kemudian menjadi terapi, sehingga problem-problem terselesaikan. Selain itu juga agama dapat dipandang bersinergi, apabila dua hal yang berbeda 
ini disatukan dalam aplikasi yaitu membangun jiwa agama.Dikatakan juga melakukan pelayanan pemulihan, kesehatan psikologi anak merupakan bagian seharusnya di kerjakan dirawat dan pelihara dengan setia,Terangnya.

Sehingga anak-anak tersebut mungkin dulu trauma dengan peristiwa tersebut, bisa kembali mengembangkan perasaan, dan pikiran-pikiran tersebut, dengan nilai spritual yakni percaya diri secara sungguh-sungguh, bahkan bisa mampu membawa diri, ke arah yang lebih cemerlang. Pihaknya menyebutkan kami bekerja sama dengan Kampus Unimuda Kabupaten Sorong, demi menjaga komunikasi antara para pakar-pakar, atau ahli psikologi untuk membantu anak anak korban pelecehan seksual, yang diduga terjadi pada akhir tahun kemarin dan awal tahun baru 2022," Ujar Ata.

Demi menciptakan langkah awal pemulihan yang baik dan benar bagi anak anak ini, dirinya menerangkan bahwa ketika saya berhadapan dengan anak-anak ini saya memperlakukan mereka seperti anak-anak saya. Hal ini merupakan salah satu tips untuk memenangkan hati dan pikiran mereka,dari pada beban masalah dan merebut psikologi anak, maka pada akhirnya kita bisa tahu keberhasilan, dan niat baik kita bisa terukur kharisma yang telah diberikan Tuhan. Pada akhirnya hal penanganan sejauh mana bisa tercapai, dengan masa rehabilitasi dan pemulihan psikologi anak, bisa berkembang kembali walaupun durasi waktunya agak lama. 
 
Dalam penekanannya (Anak korban kekerasan seksual) harus dirangkul, kita coba mendudukkan posisi sebagai anak yang seakan-akan tidak ditimpa peristiwa tersebut, anak yang tidak mengerti apa-apa, lalu mendapat masalah seperti ini (kekerasan seksual) menurutnya orang tua jangan menyudutkan sang anak atas peristiwa yang dialami anak. Hal itu malah akan semakin menambah trauma anak, bagi orang tua yang kesulitan dalam menghadapi anak korban kekerasan seksual maka penanganan anak harus dibantu oleh pakar atau ahli. Menurutnya masa depan generasi yang berlanjutan merupakan Fase bagi anak-anak ini, sehingga pendekatan secara deduktif menjadi induktif , merupakan kesempatan untuk menangkan masa depan sang korban pelecehan seksual secara mutlak, Ujarnya.

Ditambahkan,Sanadi juga menguraikan bahwa persoalan kasus ini memang ada di pihak polisi yang berwenang, dan informasi yang kami peroleh masih dalam tahap SPDP, atau penyelidikan untuk melengkapi dua alat bukti. Selanjutnya, " Saya belum di kabarkan oleh pihak berwenang, namun rupanya jika BAP dari 6 korban seksual ini, apabila berkas sudah dilimpahkan ke JPU pasti kami dikabarkan, namun sampai saat ini belum dikabarkan dan itu merupakan urusan kepolisian,saya hanya mendampingi secara psikologi," Pungkas Marta.



Reporter: (Nikolas Umpain)

Editor: Red

Iklan Disini

Type and hit Enter to search

Close